Jumat, 23 November 2012

Sejarah Adanya..


KERAJAAN KUTAI
Zaman dahulu, sebelum kemerdekaan, Indonesia merupakan negara yang terdiri atas kerajaan-kerajaan. Kerajaan-kerajaan itu memiliki corak yang berbeda-beda, yaitu hindu, Budha, dan Islam. Kerajaan-kerajaan itu pun tersebar hampir di seluruh nusantara, di antaranya Kerajaan Kutai.
Kerajaan Kutai atau nama lengkapnya Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang bercorak kerajaan Hindu. Kerajaan ini berlokasi di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pusat pemerintahan kerajaan Hindu ini terletak di Muara Kaman, persisnya di hulu sungai terbesar di Kalimantan Timur, yaitu Sungai Mahakam. Diperkirakan, menurut para ahli, kerajaan ini muncul pada abad ke-4 M.
Sejarah Kerajaan Kutai
Bukti sejarah yang menguatkan eksistensi Kerajaan Kutai ini adalah dengan ditemukannya sebuah prasasti. Konon, prasasti itu disebut dengan nama Yupa. Yupa atau prasasti itu merupakan tempat yang terbuat dari batu untuk upacara pengorbanan.
Upacara itu dipersembahkan untuk para dewa. Diperkirakan, ada sekitar tujuh Yupa atau prasasti yang menggambarkan keberadaan Kerajaan Kutai. Satu dari tujuh Yupa itu menerangkan bahwa yang memerintah Kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Yupa-yupa itu dibangun atas perintah Raja Mulawarman sebagai bentuk persembahan untuk para dewa. Di Yupa itu pun tertulis nama Raja Mulawarman. Saat itu, Raja Mulawarman memberikan sekitar 20.000 ekor sapi untuk kaum Brahmana.





Yupa
Prasasti Kerajaan Kutai
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
Mulawarman
Mulawarman merupakan keturunan pertama (anak) dari Aswawarman dan keturunan kedua (cucu) dari Kundungga. Raja Mulawarman merupakan raja ke tiga dari Kerajaan Kutai. Saat menjabat sebagai Raja Kutai, Mulawarman memiliki sebutan Maharaja Mulawarman Nala Dewa. Raja Mulawarman memerintah Kerajaan Kutai pada Abad ke-4 Masehi. Sosok Raja Mulawarman sangat dicintai oleh rakyatnya karena kepemimpinannya yang bijaksana.
Pada masa kepemimpinan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai berada pada masa keemasan. Wilayah kerajaan pun hampir menguasai seluruh daerah Kalimantan Timur. Rakyat pun berada dalam kesejahteraan dan kemakmuran.
Aswawarman
Aswawarman adalah Ayah dari Raja Mulawarman. Raja Aswawarman diperkirakan merupakan raja pertama di Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Gelar Wangsakerta atau pembentuk keluarga diberikan kepada Raja Aswawarman sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai.




Akhir dari Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai telah beberapa kali berganti kepemimpinan. Kerajaan Kutai berakhir pada masa kepemimpinan Maharaja Dharma Setia. Raja Dharma Setia tewas dalam pertempuran melawan Kerajaan Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Pangeran Panji Mendapa. Perlu diketahui bahwa Kerajaan Kutai yang dibahas di atas (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Berikut ini nama-nama raja Kutai.
1.      Maharaja Kundungga, raja pertama Kerajaan Kutai.
2.      Maharaja Aswawarman.
3.      Maharaja Mulawarman Nala Dewa, masa keemasan Kerajaan Kutai.
4.      Maharaja Marawijaya Warman.
5.      Maharaja Gajayana Warman.
6.      Maharaja Tungga Warman.
7.      Maharaja Jayanaga Warman.
8.      Maharaja Nalasinga Warman.
9.      Maharaja Nala Parana Tungga.
10.  Maharaja Gadingga Warman Dewa.
11.  Maharaja Indra Warman Dewa.
12.  Maharaja Sangga Warman Dewa.
13.  Maharaja Candrawarman.
14.  Maharaja Sri Langka Dewa.
15.  Maharaja Guna Parana Dewa.
16.  Maharaja Wijaya Warman.
17.  Maharaja Sri Aji Dewa.
18.  Maharaja Mulia Putera.
19.  Maharaja Nala Pandita.
20.  Maharaja Indra Paruta Dewa.
21.  Maharaja Dharma Setia.
Letak Kerajaan
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong.
Pendiri Dinasti
Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.

Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Kehidupan Kerajaan
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :
·          Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur
·         Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
·          Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
·          Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
·          Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masuknya Pengaruh Budaya
            Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya Indonesia mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting adalah timbulnya suatu sistem pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum budaya India masuk, pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang kepala suku.
Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan sendiri.
Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan tugu batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang, sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.
Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman memerintah dengan bijaksna. Ia pernah menghadiahkan ± 20.000 ekor sapi untuk korban kepada para brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti, mengapa bukan ayahnya Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri dinasti Hindu.
Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari penyebutan bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut bangunan Wapraskewara dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada sejumlah arca-arca agama Hindu seperti Siwa dan Ganesa.
Bukti Peninggalan
            Bukti sejarah Kerajaan Kutai ini adalah ditemukannya tujuh buah prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu).

Itulah sekilas sejarah tentang Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura), kerajaan tertua di nusantara yang bercorak Hindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar