Proses Pembentukan Bumi :
Bumi adalah bola batuan raksasa yang bergerak di angkasa
dengan kecepatan hampir mencapai 3000 m per detik. Beratnya 6000 juta, juta,
juta ton. Hampir dua pertiga permukaan bumi yang berbatu-batu tertutup
oleh air. Batuan yang tidak tertutup air membentuk daratan.
Bumi diselimuti lapisan gas yang disebut atmosfer dengan
mencapai ketinggian lapisan sekitar 700 km dari permukaan bumi. Di luar batas
atmosfer inilah, dimulainya lapisan luar angkasa. Bumi merupakan salah satu
planet dari sistem tata surya yang terdapat dalam suatu galaksi bernama Galaksi
Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Selain planet-planet yang
terdapat dalam tata surya, juga terdapat benda-benda angkasa lain, dan
sekitar 200 milyar bintang yang ada di dalam Galaksi Bima Sakti. Lebih jauh
lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi, tetapi
terdapat ratusan, jutaan, bahkan milyaran galaksi pengisi jagat raya ini.
Sungguh Maha Besar dan Maha Tinggi Tuhan yang telah menciptakan bumi dan jagat
raya dengan segala isinya.
Pada
bab ini akan dibahas tentang sejarah pembentukan bumi dan tata surya dalam
jagat raya. Dengan mempelajarinya, diharapkan kamu dapat menjelaskan proses
pembentukan bumi dan mendeskripsikan tata surya dalam jagat raya.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita
rasakan sangat luas. Bayangkan saja, jari-jari yang dimiliki bumi mencapai
6.370 km. Panjang keliling Khatulistiwa yang melewati negara kita sekitar
40.000 km. Jadi kalau dibandingkan sama dengan 40 kali panjang Pulau Jawa. Akan
tetapi, pernahkah kamu merenungkan tentang bagaimana bumi tempat kita berpijak
ini terbentuk? Apakah bumi suatu benda yang bulat dan kaku? Bagaimana
sejarah pembentukan dan perkembangan muka bumi? Seperti apakah karakteristik
lapisan bumi? Semua pertanyaan tersebut tentunya akan kita bahas dalam
subab ini, sehingga kamu mengetahui dan lebih memahaminya.
Proses terbentuknya planet bumi tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan bumi merupakan salah satu
anggota keluarga matahari, di samping planet- planet lain, komet, asteroid, dan
meteor. Bahkan para ilmuwan memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih
dahulu, sedangkan planet-planet masih dalam wujud awan debu dan gas kosmis
yang disebut nebula berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis
tersebut terus berputar dan akhirnya saling bersatu karena pengaruh gravitasi,
kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar yang disebut
planet, termasuk planet bumi. Dari proses tersebut, kita memperoleh gambaran
bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas atau nebula)
yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara
berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Karena
massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada
bagian khatulistiwa (ekuatornya) yang mendapat gaya sentrifugal paling besar,
sehingga massa tersebut menggelembung. Akhirnya dari bagian yang menggelembung
tersebut ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar
dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi matahari, sedangkan
bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya mendingin menjadi planet,
termasuk bumi kita. Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet
anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Karena
planet berotasi, maka ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil
beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan
bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi,
bumi kita sendiri terbentuk atau terlepas dari tubuh matahari sekitar 4500 juta
tahun yang lalu. Perkiraan terbentuknya bumi ini didasarkan atas
penelaahan palentologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa mahluk hidup
purba pada masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur
lapisan-lapisan batuan pembentuk muka bumi).
Pada saat terlahir (sekitar 4500 juta tahun yang lalu) bumi
kita pada awalnya masih merupakan bola pijar yang sangat panas, suhu
permukaannya mencapai 4.0000 C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, secara
berangsur- angsur bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar
bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang disebut
litosfer, sedangkan bagian dalam planet bumi sampai sekarang masih dalam
keadaan panas dan berpijar.
Selain pembekuan kerak bumi, pendinginan massa bumi ini
mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa.
Proses penguapan ini terjadi dalam waktu utaan tahun, sehingga terjadi
akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk
atmosfer bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan
tahun tersebut, pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk
pertama kalinya di bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat
lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi
cekungan-cekungan muka bumi membentuk bentang perairan laut dan samudera.
TEORI-TEORI
TENTANG PEMBENTUKAN JAGAT RAYA & BUMI
Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri
atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi),
satelit-satelit alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu,
kabut, dan benda- benda lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi
pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa
bintang-bintang yang lainnya kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata
surya. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin setiap bintang mempunyai
sistem bintang seperti matahari, sebab matahari hanya merupakan satu dari
milyaran bintang yang ada di jagat raya.
Teori terjadinya tata surya, Teori-teori tentang proses
terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu
sebagai berikut.
a.
Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman
bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat
lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi
yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa
tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan
yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti
massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling
besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace,
tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat.
Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari
bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda.
Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya
mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
b.
Teori pasang surut (Jeans dan
Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata
surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet
dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik
dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar
dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari,
sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
c.
Teori awan
debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal
dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan
helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan
karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur,
sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung
menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet- planet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu
antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya,
tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas
di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi
matahari.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah
banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad
ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah
teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755)
dan Piere de
Laplace (1796)?
Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan
bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut
(nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat
besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat
ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet
dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomiAmerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu
saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di
dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak
keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke
luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari
massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian
lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah
bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi
dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut
planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik
bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli
Astronomi R.A
Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang
kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang
besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi
perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah
menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan
relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung,
planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips,
sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari
dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi
pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik
kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan
(satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses
terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada
tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum
mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para
ahli seperti:
Teori Buffon
dari ahli ilmu alam Perancis George
Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa
dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
Teori Weizsaecker
dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas
matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari
yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan
menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper
dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula
besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan
massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya,
beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat
piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal
menjadi planet – planet.
Teori Whipple
oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis
yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan
dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah Teori Big
Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat
beberapa perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar